Bandung memang bukan kota hujan tapi akhir akhir ini hujan sering
menyapa , kadang menguyur deras , kadang hanya merintik kecil.Sedia
payung sebelum hujan kayanya bukan sekedar pepatah melainkan suatu
solusi bagi masalah ,gimana ndak masalah kalo kita lupa bawa payung kan
bisa gawat rencana bisa bisa gagal tengah jalan. Sore ini aku lupa bawa
payung ujung ujungnya kan masalah pastinya , Untungnya kali ini masalah
itu justru memberiku sebuah hikmah , Hikmah sebuah peristiwa yang amat
berkesah.
Aku bekerja delapan jam sehari dari delapan pagi hingga
empat sore ,karena laporan ku belum selesai terpaksa lembur sambil
nunggu hujan ,sekitar jam enam hujan mereda sehingga aku buru buru
pulang takut hujan tambah gede. Benar saja begitu naik angkot hujan
kembali, hingga turun angkot hujan pun belum reda , terpaksa aku jalan
kaki menuju rumah karena becak ndak ada pada narik semua.
Baru
saja berjalan beberapa langkah , seorang gadis kecil menghampiri sambil
menawarkan jasa ojek payung, sempat akan kutolak , namun melihat
tubuhnya menggigil akhirnya kuterima juga tawarannya. Dalam perjalanan
gadis itu selalu berjalan di belakangku atau menjauh dari dari payung
yang ku pegang , kayanya ada rasa sungkan berdekatan dengan ku barulah
ketika aku menarik lengannya dan mengajak ngobrol ia mendekat .
" Teh , teu aya anu ojek payung titadi," katanya mulai curhat
" Masak sih ?" pan hujanan tos titadi ma enya teu aya nu ojek payung
" muhun teu aya da payung abdi na alit teh, payung anu ageung di candak ku si aa " keluhnya
" alim uwih sieun ku bapa di ambek lamun teu nyandak artos ."
aku
menatap wajah gadis itu beberapa saat , ia mulai bercerita keadaan
rumahnya rasa ibaku mulai menyentuh ." Abdi anak ka dua ti lima wargi
teh , bapak jualan asongan emak buruh Nyeseh baju " katanya menjelaskan.
"
Ooh.." hanya itu yang keluar dari mulutku, sisa belok menuju rumah
dilalui tanpa kata. Sesampai depan rumah kuselipkan selembar uang dua
puluh ribu ketangan gadis itu dan segera masuk. Namun gadis itu
memanggilku mengembalikan uang sisanya, ku bilang padanya ambil aja
kembalinya dan kulihat matanya berkaca kaca , ia mengucapakan " hatur
nuhun teteh hatur nuhun sambil lari meninggalkan ku.
Aku
menghela nafas , teringat akan adik ku , Aku bersyukur pada Allah
bahwa aku dan adik adikku tindak mengalami apa yang terjadi pada gadis
itu meksi pun hidup kami pun sederhana , masa kecilku dan adik adik jauh
lebih beruntung darinya , satu nikmat yang selama ini jarang aku
syukuri.
Ternyata ada banyak hal disekitar kita yang
patut kita nikmati dan syukuri, seperti kisah ojek payung sore ini ,
mungkin selama ini aku terlalu tenggelam dalam kesibukan kantor , hang
out , ngebolang yang seolah tiada habis , hingga tak lagi peka terhadap
keadaan di sekelilingku. Padahal seserdehana apapun kejadian harus dapat
mengembalikan ruang kesadaranku untuk memaknai hidup kita di dunia ini.
# lagi lagi coret coret ndak jelas malam malam ....^_^
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
3 komentar:
rumah putih mengatakan...
Ya, kadang kita lupa untuk bersyukur..
Miris terkadang di Ibukota (Jabar) justru disanalah banyak sekali mereka yg membuat kita miris melihatnya..
Salam kenal Teh :)
Sofia juga tinggal di Bandung qo..
:)
Anonim mengatakan...
Subhanallah...
Membaca postingan ini, jadi semakin bersyukur dalam kondisi yang lebih baik dari si adik penggenggam payung :)
Postingannya bagus dek Esti, menginspirasi.
Tapi beberapa bahasanya ada yang nggak kakak ngerti. Hehe...
Zeal*Liyanfury mengatakan...
bersyukur adalah kata yang sangat mudah diucapkan namun terkadang sulit dalam pelaksanaannya.sungguh beruntung yang dapat mengambil hikmah syukur ini.. #hmm.. sambil mengingat-ingat, kisah ini rasanya... *pernah jg teralami depan BSM, hee..^_^
Posting Komentar