Lewat sebuah peristiwa tadi pagi membuat aku berpikir bahwa kita adalah tamu bagi sesama kita baik undang maupun tidak...? kita dikatakan tamu yang diundangkan tak kala ada seseorang yang menghubungi kita untuk sebuah berita kebahagian baik lewat lisan, sms maupun selembar undangan,tentu kita merasa tidak enak jika tidak hadir memenuhi undangan itu sama tidak enaknya jika kita hadiri sebuah pesta tanpa ada undangan.
Maka sikap tamu yang ada di diri kita adalah sikap yang dirancang untuk tempat, perasaan yang dirancang pula.Undangan atas tamu untuk kebahagiaan ini memang sudah dirancang untuk orang orang tertentu saja yang berarti tidak semua orang diundang. mengapa bisa begitu ya..? apakah dalam kebahagiaan ini ada unsur timbal balik yaitu amplo yang diberikan berbanding lurus dengan makanan yang disediakan..? tapi aku yakin bahwa hal ini terjadi hanya berhubungan dengan masalah keterbatasaan aja yang mungkin juga diketahui oleh si pengundang Permasalahannya mungkin bukan ukan masalah mengundang atau tidak ,mungkin kebahagiaan cukup dirasakan secara perwakilaan saja.
Kita bandingkan jika kita tiba tiba menjadi tamu yang tidak diundang, hal ini biasanya terjadi saat ada berita kematiaan atau musibah yang terjadi pada siapa aja baik dikenal ataupun tidak, semua berjalan spotan semua datang tanpa undangan tetapi tetap dengan amplo yang mewakili rasa belasungkawa mereka,apa kesedihan membutuhkan lebih banyak orang untuk ikut berduka yang tidak perlu undangan untuk menyuruh mereka datang..?? yang jelas aku ngga tahu..tapi yang pasti kita adalah orang yang akan berada di kedua situasi itu baik menjadi saksi atas datangnya sesuatu atau perginya sesuatu,suatu hari hari nanti kita juga akan mendapat giliran menjadi tuan rumah baik sebagai yang punya hajat atau sebagai yang punya musibah. TUNGGU AJA....
Maka sikap tamu yang ada di diri kita adalah sikap yang dirancang untuk tempat, perasaan yang dirancang pula.Undangan atas tamu untuk kebahagiaan ini memang sudah dirancang untuk orang orang tertentu saja yang berarti tidak semua orang diundang. mengapa bisa begitu ya..? apakah dalam kebahagiaan ini ada unsur timbal balik yaitu amplo yang diberikan berbanding lurus dengan makanan yang disediakan..? tapi aku yakin bahwa hal ini terjadi hanya berhubungan dengan masalah keterbatasaan aja yang mungkin juga diketahui oleh si pengundang Permasalahannya mungkin bukan ukan masalah mengundang atau tidak ,mungkin kebahagiaan cukup dirasakan secara perwakilaan saja.
Kita bandingkan jika kita tiba tiba menjadi tamu yang tidak diundang, hal ini biasanya terjadi saat ada berita kematiaan atau musibah yang terjadi pada siapa aja baik dikenal ataupun tidak, semua berjalan spotan semua datang tanpa undangan tetapi tetap dengan amplo yang mewakili rasa belasungkawa mereka,apa kesedihan membutuhkan lebih banyak orang untuk ikut berduka yang tidak perlu undangan untuk menyuruh mereka datang..?? yang jelas aku ngga tahu..tapi yang pasti kita adalah orang yang akan berada di kedua situasi itu baik menjadi saksi atas datangnya sesuatu atau perginya sesuatu,suatu hari hari nanti kita juga akan mendapat giliran menjadi tuan rumah baik sebagai yang punya hajat atau sebagai yang punya musibah. TUNGGU AJA....
3 komentar:
Aan Sopiyan mengatakan...
Bertamuuu...
Tulisannya bagus, tapi coba deh dibikin beberapa paragraf.. kan lebih enak bacanya, Hehe..
Eniwey, Good Job Jeng! n__n
AnsopiY
Bonitnotz mengatakan...
hmmm... muhasabah yang indah... nice estiii... ^_^
setuju sm kang aan, dirapiin yaaa... :P
jengjuminten mengatakan...
hihihi haturnuhun mas Aan , baiklah miss hujan siaapppppp...:)
Posting Komentar